Cakrawala Mandala Dwipantara
Rp 75.000
Buku "Cakrawala Mandala Dwipantara" merupakan pembahasan tentang sejumlah isu kunci terkait sejarah Kerajaan Tumapel – Singosari dengan pendekatan apresiasi darmaturgi.
SINOPSIS BUKU
Buku "Cakrawala Mandala Dwipantara" merupakan pembahasan tentang sejumlah isu kunci terkait sejarah Kerajaan Tumapel – Singosari dengan pendekatan apresiasi darmaturgi. Isu-isu diulas oleh Suwardono (ahli sejarah dan efigrafi di Malang), Dian Kuntari (sekretaris DIBUD Kota Malang), Ki Demang (Koordinator Kampung Budaya Palawijen), Rendra Fatrisna Kurniawan (analis kebudayaan Kota Malang), dan Robby Hidajat (Staf Pengajar Universitas Negeri Malang). Isu yang dibahas mencakup berbagai kehidupan sosial masyarakat, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga peristiwa penting dalam sejarah kerajaan Tumapel - Singhasari. Pembahasan dimulai dengan Putri Ḍĕḍĕs yang bermain dakon, kemudian merinci ajaran agama oleh Mpu Purwa, pekerjaan pandai besi oleh Mpu Gandring, hingga puncaknya dengan pemerintahan raja-raja Tumapel, seperti Ken Angrok, Anusapati, Tohjaya, Wisnuwarddhana, dan Kertanagara.
Berbagai tokoh seperti Sang Prāṇarāja, pendeta, dan pangeran-pangeran kecil juga diperkenalkan dalam narasi, memberikan keberagaman dalam konteks kerajaan. Pergantian nama Kutharaja Tumapel menjadi Singhasarī menjadi titik penting, menandai periode pemerintahan Wisnuwarddhana dan Narasinghamurtti yang disertai dengan keramaian pasar.
Nararyya Murdaja atau Kertanagara, putra Wisnuwarddhana, memimpin Tumapel di lingkungan pendharmaan ayahnya di Jajaghu. Buku ini memberikan gambaran tentang kondisi politik, keagamaan, dan kehidupan sehari-hari selama masa pemerintahan raja-raja tersebut melalui kisah yang diapresiasi melalui diorama-drama.
Jumlah Halaman: iii, 159 lembar
Ukuran Buku: 21 x 14.8 cm
EDITOR
Rakai Hino Galeswangi
PENULIS
Suwardono
Dian Kuntari
Isa Wahyudi
Rendra Fatrisna Kurniawan
Robby Hidajat
Buku "Cakrawala Mandala Dwipantara" merupakan pembahasan tentang sejumlah isu kunci terkait sejarah Kerajaan Tumapel – Singosari dengan pendekatan apresiasi darmaturgi. Isu-isu diulas oleh Suwardono (ahli sejarah dan efigrafi di Malang), Dian Kuntari (sekretaris DIBUD Kota Malang), Ki Demang (Koordinator Kampung Budaya Palawijen), Rendra Fatrisna Kurniawan (analis kebudayaan Kota Malang), dan Robby Hidajat (Staf Pengajar Universitas Negeri Malang). Isu yang dibahas mencakup berbagai kehidupan sosial masyarakat, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga peristiwa penting dalam sejarah kerajaan Tumapel - Singhasari. Pembahasan dimulai dengan Putri Ḍĕḍĕs yang bermain dakon, kemudian merinci ajaran agama oleh Mpu Purwa, pekerjaan pandai besi oleh Mpu Gandring, hingga puncaknya dengan pemerintahan raja-raja Tumapel, seperti Ken Angrok, Anusapati, Tohjaya, Wisnuwarddhana, dan Kertanagara.
Berbagai tokoh seperti Sang Prāṇarāja, pendeta, dan pangeran-pangeran kecil juga diperkenalkan dalam narasi, memberikan keberagaman dalam konteks kerajaan. Pergantian nama Kutharaja Tumapel menjadi Singhasarī menjadi titik penting, menandai periode pemerintahan Wisnuwarddhana dan Narasinghamurtti yang disertai dengan keramaian pasar.
Nararyya Murdaja atau Kertanagara, putra Wisnuwarddhana, memimpin Tumapel di lingkungan pendharmaan ayahnya di Jajaghu. Buku ini memberikan gambaran tentang kondisi politik, keagamaan, dan kehidupan sehari-hari selama masa pemerintahan raja-raja tersebut melalui kisah yang diapresiasi melalui diorama-drama.
Jumlah Halaman: iii, 159 lembar
Ukuran Buku: 21 x 14.8 cm
EDITOR
Rakai Hino Galeswangi
PENULIS
Suwardono
Dian Kuntari
Isa Wahyudi
Rendra Fatrisna Kurniawan
Robby Hidajat
Diskusi