Konstruksi Ruang Kreatif, Simbolik, Spiritual Seni Pertunjukan dalam Masyarakat Melayu
Rp 75.000
Prosiding Seminar Antar Bangsa Indonesia-Malaysia #2 "Konstruksi Ruang Kreatif, Simbolik, Spiritual Seni Pertunjukan dalam Masyarakat Melayu"
Masyarakat Melayu di Semenanjung Malaka (Malaysia), atau masyarakat Melayu di pesisir pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Semuanya mengalami perkembang budaya yang beragam. Perkembangan tersebut merupakan potensi yang bersifat lokal.
Fenomena untuk mempelajari potensi kelokalan tersebut tampak pada kumpulan makalah seminar antar bangsa bertajuk “Menumbuhkan Nilai Lokal dalam Ruang Budaya Masyarakat Melayu Melalui Tari Zapin”.
Di berbagai lokasi persebaran tari Zapin, baik di Malaysia ataupun di Indonesia awalnya tumbuh pada komunitas masyarakat Arab. Karena nenek moyang mereka adalah para pedagang yang menjalin hubungan dengan berbagai etnik di Nusantara. Ketika para saudagar bangsa Arab menetap, mereka membangun dan mempertahankan keaslian ekspresi budaya Arab. Salah satunya adalah tari Zapin, karena didalamnya dapat digunakan sebagai mengekspresikan siar agama Islam. Mereka mempertahankan komunitas untuk mengikat hubungan kekerabatan, menari bersama di acara-acara perhelatan pernikahan sanak saudara. Namun di lingkungan istana dari para bangsawan Melayu menempatkan tari Zapin sebagai hiburan para sultan.
Transmisi persebaran tari Zapin melalui berbagai wahana, pada awalnya melalui hubungan perdagangan dari para saudagar, berikutnya tumbuh komunitas-komunitas pemukiman bangsa Arab, dan berikutnya tumbuh melalui pondok-pondok pesantren, serta tersebar diberbagai sanggar-sanggar budaya masyarakat Melayu di Sumatera, Kalimantan, dan juga Jawa. Semuanya menjadi transmisi yang menciptakan dinamika dalam menumbuhkan ruang ekspresi masyarakat pesisir.
ISBN: 9786239794521
Penerbit: Singgasana Budaya Nusantara
Fenomena untuk mempelajari potensi kelokalan tersebut tampak pada kumpulan makalah seminar antar bangsa bertajuk “Menumbuhkan Nilai Lokal dalam Ruang Budaya Masyarakat Melayu Melalui Tari Zapin”.
Di berbagai lokasi persebaran tari Zapin, baik di Malaysia ataupun di Indonesia awalnya tumbuh pada komunitas masyarakat Arab. Karena nenek moyang mereka adalah para pedagang yang menjalin hubungan dengan berbagai etnik di Nusantara. Ketika para saudagar bangsa Arab menetap, mereka membangun dan mempertahankan keaslian ekspresi budaya Arab. Salah satunya adalah tari Zapin, karena didalamnya dapat digunakan sebagai mengekspresikan siar agama Islam. Mereka mempertahankan komunitas untuk mengikat hubungan kekerabatan, menari bersama di acara-acara perhelatan pernikahan sanak saudara. Namun di lingkungan istana dari para bangsawan Melayu menempatkan tari Zapin sebagai hiburan para sultan.
Transmisi persebaran tari Zapin melalui berbagai wahana, pada awalnya melalui hubungan perdagangan dari para saudagar, berikutnya tumbuh komunitas-komunitas pemukiman bangsa Arab, dan berikutnya tumbuh melalui pondok-pondok pesantren, serta tersebar diberbagai sanggar-sanggar budaya masyarakat Melayu di Sumatera, Kalimantan, dan juga Jawa. Semuanya menjadi transmisi yang menciptakan dinamika dalam menumbuhkan ruang ekspresi masyarakat pesisir.
ISBN: 9786239794521
Penerbit: Singgasana Budaya Nusantara
Diskusi